Kamis, 31 Mei 2012

menikmati proses

Masih di tempat yang sama. Di sebuah ‘panggung”, di mana para lelaki, perempuan, dan semua yang beridentitas maupun tanpa identitas memainkan perannya. Di sudut mana pun, mereka tetap bergerak entah dengan tubuh maupun pikirannya. Begitu pun kali ini, masih sama. Sepertinya akan terus demikian, karena setiap tiba di titik akhir, nyatanya itu bukan titik akhir. Mungkin karena titik-titik itu memiliki semacam pintu untuk keluar masuk. Sehingga terasa sekali hanya melewatinya sejenak. Namun bukan berarti tanpa makna. 

Hari ini aku memainkan peran yang berbeda dari kemarin, bahkan terkadang aku memerankan beberapa peran. Pada mulanya sekadar keinginan, lalu menjelma nyata. Dari nyata itu di dalamnya tumbuh lagi keinginan-keinginan baru. Lalu dari keinginan itu kembali bergerak dengan sendirinya tanpa tanda. Demikian seterusnya. Jika demikian, maka perubahan adalah sebuah keniscayaan. Bahkan dalam bingkai waktu yang teramat sempit pun, bisa saja menemukan diriku dalam sebuah perubahan yang sangat besar. Ketika sama sekali tidak disangka-sangka, kehidupan justru menyodorkan kepada kita tantangan untuk menguji keberanian dan kemauan kita untuk berubah; jika saat seperti itu tiba, tidak ada gunanya berpura-pura sesuatu tidak terjadi, atau mengatakan kita belum siap. Benar sekali yang mengatakan bahwa tantangan itu tidak akan menunggu. Hidup tidak menoleh ke belakang. Selalu ada jeda bagi kita memutuskan, apakah akan menerima takdir kita atau kah tidak.

Bahkan mungkin ketika mereka miris tak percaya, aku masih terpacu menikmati kebebasanku. Bahkan mungkin menemukan surga di saat mengira diriku dalam neraka. Benar, hanya aku yang tepat menjawab pertanyaanku sendiri mengenai hakikatku. Bahkan tentang kebutuhan-kebutuhan yang kuciptakan sendiri dan mendesak untuk dipenuhi. Selalu ada jawaban mengapa harus membendungnya sementara waktu dan beralih apa yang ada dan nyata-nyata butuh untuk dijawab. Juga tentang makna yang mereka lemparkan tentang bahagia, sukses, dan segala jenis kepuasan lainnya, nyatanya hanya aku sendiri yang bisa menjawab makna kebahagiaan bagi diriku sendiri. Meski mungkin hanya duduk, lalu memasuki dunia lain yang diciptakan jiwa lain melalui huruf-huruf, bahkan yang sepele ini bisa bermakna indah dan membahagiakan. Sambil kubisikan pada semesta, saat ini aku hanya ingin begini saja. Ya, sebelum di detik berikutnya aku kembali bergerak memainkan prosesku sendiri dan menikmatinya seperti biasa.